MetroVisi.com, Kupang-NTT Kebakaran hebat yang melanda Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (24/9) malam, mengakibatkan seluruh dokumen penting serta semua ruangan ludes terbakat. Aktivitas perkantoran pun dipindahkan sementara ke Kantor UPTD Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi NTT.
Kebakaran tersebut menyebabkan seluruh bangunan lantai 2 Dinas Kesehatan NTT, ludes terbakar. Ratusan pegawai terpaksa pindah dan berkantor sementara di Kantor UPTD Labkes NTT, dengan aktivitas pelayanan yang terhambat.
Sebelumnya dilaporkan pada Selasa malam, 24 September 2024, sekitar pukul 19.30 Wita, Kantor Dinas Kesehatan Provinsi NTT yang terletak di Jalan Palapa, Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang mengalami kebakaran parah.
Api yang membubung tinggi, cepat merambat dan membakar habis seluruh ruangan kantor berlantai 2 ini. Atap dan tiang bangunan roboh dilalap api. Terlihat kondisi bangunan, hangus terbakar, dan sudah dipasangi garis polisi. Hampir 90 persen ruangan dan isinya ludes terbakar.
Sementara itu, dengan kejadian ini, aktivitas perkantoran pun terpaksa dipindahkan sementara ke kantor UPTD Laboratorium Kesehatan NTT yang berada di bagian belakang kantor Dinkes NTT.
Ratusan pegawai ditempatkan sementara di beberapa ruangan kantor sementara, agar bisa beraktivitas sementara.
Pantauan di lokasi, para pegawai dinkes, masih duduk berkumpul karena masih menunggu pembagian ruangan dan keterbatasan kursi.
Kepala Dinas Kesehatan NTT, Drg Lien Andriany, saat dikonfimasi, membenarkan kejadian ini, dan terus berkoordinasi dengan sekda dan badan aset daerah, agar bisa mendapatkan kantor sementara untuk dapat beraktifitas normal lagi. Sampai saat ini, dinas kesehatan masih melakukan identifikasi terkait kerugian dan kehilangan aset akibat kebakaran. Iapun menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab terjadinya kebakaran.
“Kita serahkan ke polisi untuk menyelidiki kebakaran tersebut. Saat ini saya masih bersama badan aset daerah untuk mencari kantor sementara untuk dipakai, agar aktivitas dapat normal lagi. Belum terdata semua aset yang terdampak kebakaran. Kita tunggu, masih diidentifikasi,” ungkap Andriany. (MV-red)