BeritaNasional/Internasional

Mengenal Paus Fransiskus: Sarjana Teknik Kimia yang Memilih Jalur Imamat

142
×

Mengenal Paus Fransiskus: Sarjana Teknik Kimia yang Memilih Jalur Imamat

Sebarkan artikel ini

MetroVisi.com, Kupang-NTT Umat Katolik di Indonesia tengah bergembira menyambut kedatangan Paus Fransiskus dalam Kunjungan Apostoliknya di Jakarta, Indonesia pada 3-6 September 2024.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan kali ke-3 bagi kunjungan Paus di Indonesia, yaitu, kunjungan Paus Paulus VI pada tahun 1970, dan pada tahun 1989, kunjungan Paus Yohanes Paulus II, dan kunjungan ketiga, pada 2024 ini, oleh Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus, yang merupakan pemimpin Umat Katolik sedunia ini, ternyata seorang sarjana teknik yang kemudian memilih jalur imamat.

Berikut profil singkat Paus Fransiskus yang dihimpun dari berbagai sumber;

Paus Fransiskus, memiliki nama asli, Jorge Mario Bergoglio, lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936.

Bergoglio merupakan anak dari seorang imigran asal Italia. Ayahnya bernama Mario yang bekerja sebagai Akuntan di Perusahan Kereta Api, dan ibunya bernama Regina Sivori, seorang ibu rumah tangga.

Bergoglio sendiri, sebelum memilih hidup membiara, telah lulus sebagai Sarjana Teknik Kimia, hingga kemudian memilih jalur imamat dengan masuk Seminari Keuskupan Villa Devoto, Argentina. Kemudian masuk Novisiat Serikat Yesus, pada 11 Maret 1958.

Bergoglio kemudian menyelesaikan studi di Bidang Humaniora di Chili hingga lulus dengan gelar di bidang filsafat dari colegio de San Jose di San Miguel, kemudian kembali ke Argentina pada tahun 1963.

Pada tahun 1964 hingga 1965, Bergoglio mengajar Sastra dan Psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fe’. Dan pada 1966, kembali mengajar dengan mata pelajaran yang sama di Colegio del Salvatore, Buenos Aires-Argentina.

Bergoglio akhirnya ditahbiskan menjadi imam pada 13 Desember 1969 oleh Uskup Agung Ramon Jose’ Castellano. Dari tahun 1967-1970, Bergoglio belajar Teologi dan memperoleh ijazah dari Colegio san Jose’ dan melanjutkan pelatihannya pada tahun 1970-1971, di Universitas Alcala’ de Henares, Spanyol. Bergoglio akhirnya mengucapkan kaul kekal sebagai Yesuit pada tanggal 22 April 1973.

Bergoglio kemudian kembali ke Argentina sebagai pengajar dan akademisi. Iapun menjadi seorang profesor di Fakultas Teologi San Miguel, Konsultan Provinsi Serikat Yesus, dan sebagai Rektor Colegio Maximo Fakultas Filsafat dan Teologi.

Pada tanggal 31 Juli 1973, Ia diangkat menjadi Kepala Provinsi Jesuit di Argentina, kemudian melanjutkan pekerjaannya sebagai akademisi sejak tahun 1980-1986 sebagai Rektor Colegio de San Jose, serta Pastor Paroki di San Miguel.

Paus Yohanes Paulus II kemudian mengangkat Bergoglio menjadi Uskup Tituler di Auca dan Uskup Auksilier di Buenos Aires, pada 20 Mei 1992. Dan 27 Me, ia menerima penahbisan uskup dari Kardinal di Katedral. Ia memilih moto episkopal “miserando atque eligendo” dan lambang Serikat Yesus “IHS” terpasang pada stolanya.

Sejak 1998, Bergoglio menjabat Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, kemudian diangkat sebagai Kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.

Bergoglio akhirnya terpilih menjadi Paus melalui Konklaf Kepausan pada tanggal 13 Maret 2013, dengan gelar Paus Fransiskus. Paus Fransiskus merupakan Paus pertama Ordo Yesuit yang berasal dari Benua Amerika, dan merupakan Paus ke-266 menggantikan Paus Benediktus XVI.

Paus Fransiskus dalam kehidupan publiknya dikenal sebagai sosok yang rendah hati, berempati serta belas kasihan, kepedulian yang tinggi terhadap orang miskin, dan komitmennya dalam membangun dialog antaragama.

Paus Fransiskus juga mendapatkan pujian karena pendekatan kepausan yang tidak formal, seperti memilih tinggal di wisma Domus Sanctae Marthae, ketimbang di apartemen kepausan di Istana Apostolik yang digunakan oleh Paus sebelumnya. Kesederhanaan inipun jelas terlihat saat mengunjungi Indonesia. Dalam Kunjungan Apostoliknya di Indonesia, Paus Fransiskus lebih memilih naik pesawat komersil, dan memilih menggunakan mobil yang sederhana saat tiba di Indonesia, serta memilih menginap di penginapan Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta, ketimbang di Hotel Mewah.

Paus Fransiskus juga dikenal sebagai sosok yang sangat terbuka pada kesetaraan gender, serta anti diskriminasi.

Paus Fransiskus juga memberikan kritik tajam pada segala bentuk kapitalisme dan ekonomi pasar bebas, konsumerisme, serta pembangunan yang berlebihan. Paus Fransiskus lebih menyoroti, seharusnya pemimpin dunia lebih fokus pada tindakan yang menjaga lingkungan serta mencegah perubahan iklim. (MV-red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *