BeritaEkonomi

Miris! Ribuan Ekor Sapi di Kupang Belum Divaksin Terancam Mati

140
×

Miris! Ribuan Ekor Sapi di Kupang Belum Divaksin Terancam Mati

Sebarkan artikel ini

MetroVisi.com, Kupang-NTT Ribuan ekor sapi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, hingga kini belum mendapatkan pelayanan vaksin dari Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Kupang-NTT. Hal ini meresahkan para peternak sapi karena sapi-sapi mereka terancam sakit dan mati, apabila memasuki musim hujan yang rentan dengan penyakit hewan.

Pantauan di salah satu desa, yaitu Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat, para petani di desa ini resah, karena sampai saat ini, sapi-sapi mereka belum divaksin, sehingga terancam sakit hingga bisa mati.

Desa Merbaun merupakan salah satu gudang ternak sapi yang ada di kabupaten ini, dan ada sekitar 6 ribu ekor sapi di desa ini yang belum mendapatkan pelayanan vaksin dari dinas peternakan setempat. Belum terhitung pula sejumlah peternakan sapi desa lainnya.

Salah seorang peternak, Okto Amnifu, saat diwawancarai, Jumat (25/10) mengaku, biasanya memasuki musim hujan, sapi-sapi mereka sudah divaksin, sekitar Bulan Juli hingga Oktober. Namun pada tahun ini, pelayanan vaksinasi belum dilakukan, sehingga sangat meresahkan para petani karena akan memasuki musim hujan. Biasanya di musim hujan selalu rentan dengan berbagai penyakit hewan, sehingga pentingnya segera dilakukan vaksinasi, agar mencegah terka sapi sakit atau mati.

“Kami sangat terganggu dengan terlambatnya pelayanan vaksin tahun ini. Biasanya dari Dinas Peternakan sudah datang melayani vaksinasi untuk mencegah penyakit kepala bengkak dan ngorok. tapi tahun ini belum ada pelayanan vaksin. Biasanya sebelum musim hujan sudah harus divaksin. Sekitar Juli hingga Oktober. Tapi tahun ini, apalagi mau masuk musim hujan belum ada pelayanan vaksin dari dinas,” ungkap Okto.

“Kami khawatir jika musim hujan sangat rentan dengan penyakit sehingga harus segera divaksin. Jika terlambat maka ternak kami ini terancam sakit, bahkan mati. Kami berharap Dinas Peternakan bisa melihat kondisi kami ini,” sambungnya.

Selain keluhan vaksinasi yang belum dilayani, para peternak sapi juga mengeluhkan penjualan sapi yang menurun drastis pada tahun ini.

Salah seorang perwakilan mitra kelompok peternak di Desa Merbaun, Adolf Amtiran, mengatakan, lesu nya penjualan sapi ini, akibat banyaknya persoalan ijin yang rumit dan berbelit-belit sehingga mengganggu iklim usaha ternak di daerah ini. Mereka berharap pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan secara tepat agar iklim usaha ternak di daerah ini dapat normal kembali.

“Harusnya regulasi itu berdampak bagi masyarakat. Sehingga perlu disikapi dengan bijak terkait regulasi perijinan agar dapat menguntungkan semua pihak, baik itu peternak maupun pengusaha. Dinas Peternakan perlu bijak mengkaji lagi soal perijinan yang diakui rumit dan berbelit-belit. Kami minta Dinas Peternakan kaji lagi regulasi perijinan itu,” tegas Amtiran. (MV-red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *