Metrovisi.com, Kupang-NTT Adalah Andhika Sunan Putra Sutami (16), putra asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mengukir prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Jika sebelumnya beberapa kali menjuarai lomba debat bahasa Inggris, kali ini Andhika bersama rekan setimnya berhasil menyabet juara dua usai memamerkan potensi serta penemuan dan inovasi menarik dari para penemu/inovator internasional.
Andhika dan dua rekannya Ahmad Mujtaba Arafa, dan Muhammad Davin Pulung yang merupakan satu tim, perwakilan dari sekolah mereka, yaitu Internasional Boarding School Progresif Bumi Shalawat di Jl. Kyai Dasuki No.1, Lebo, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur turut serta mengikuti event pada Pameran Internasional Kekayaan Intelektual, Penemuan, Inovasi, dan Teknologi Bangkok (IPITEx) 2025 yang digelar di Event Hall 102-104, Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC), Bangkok, Thailand.
Kompetisi ini digelar dalam rangka Hari Penemu Thailand, sebuah paviliun internasional yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 2-6 Februari.
Andhika yang merupakan anak ke-2, dari pasangan suami-istri, Tono Sufari Sutami dan Yunnyta ini, bersama 2 rekan lainnya yang merupakan satu tim dari Indonesia, turut memamerkan inovasi Plester Luka Bakar dengan menggunakan bahan alami.
Tak disangka, Tim Andhika berhasil menyingkirkan sejumlah perwakilan dari negara lain, dan meraih juara 2 dalam event di Bangkok, Thailand.
Andhika pun mengaku sangat bangga dan bersyukur, timnya berhasil meraih juara 2 dalam event bergengsi yang digelar di Thailand.
“Kami bangga dan bersyukur atas pencapaian, meraih juara 2 dalam kompetisi ini, Terimakasih bapa dan mama atas doa-doanya, dan terimakasih juga buat sekolah kami yang telah memberikan kesempatan bagi kami dapat terlibat dan mengikuti kompetisi ini,” ungkap Andhika.
Andhika pun mengaku, walaupun harus berhadapan dengan sejumlah inovator dari negara-negara maju, yang sudah tinggi inovasinya, tetapi tidak menyurutkan semangat timnya untuk menunjukkan karya terbaik mereka.
“Kami membuktikan jika anak Indonesia juga dapat bersaing di event Internasional. Karena kami berkompetisi dengan peserta dari negara-negara lain yang sudah maju dalam hak pengembangan inovasi.Tetapi dalam event kali ini, kami berhasil meraih juara 2. Prestasi ini kami persembahkan buat Indonesia, Sekolah dan bagi orangtua saya yang selama ini selalu mendukung dan mendoakan saya,” Sambung Andhika.
Andhika pun menjelaskan bahwa dalam kompetisi di Thailand, timnya berinovasi, dengan plester untuk luka bakar yang menggunakan bahan alami.
“Inspirasi tim saya muncul dari penggunaan krim komersial pada luka bakar, dimana menurut kami krim komersial tersebut masih memiliki kekurangannya, terutama pada efektifitas perlindungan penuh terhadap bakteri, dan juga krim komersial membatasi gerakan kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka tim saya membuat plester untuk luka bakar dengan menggunakan bahan alami untuk mengatasi kekurangan kekurangan ini,” jelasnya.
Ditambahkan pula, pengembangan inovasi ini tidak mudah. Timnya membutuhkan kurang lebih 4-6 bulan.
“Pengembangan plester luka ini tidaklah mudah. Kami selalu menghadapi berbagai tantangan, dan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesalahan teknis yang terjadi saat proses pembuatan produk, dimana ada beberapa prosedur yang salah ketika pembuatannya, namun kami tetap semangat dan terus berusaha, hingga akhirnya tim kami dapat menghasilkan produk akhir dengan baik. Setelah itu kami mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi di Thailand, termasuk melakukan presentasi,” cerita Andhika.
Menurut Andihika, dengan mengikuti ajang ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya, karena dapat bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara, termasuk dapat melihat langsung berbagai inovasi dari negara-negara lain, sebagai ajang membangun relasi dan komunikasi dengan berbagai negara.
“Kami bangga bisa hadir dan bertemu dengan banyak orang dari negara lain. Hasil karya kami tentunya membuktikan karya Indonesia pun diakui dunia. Tentunya kami akan terus mengembangkan inovasi kami ini agar lebih sempurna lagi,” ungkap Andhika.
Sementara itu, ayah kandung Andhika, Tono Sufari Sutami, mengaku sangat bangga dengan prestasi ini, membuktikan jika Indonesia, khususnya anak NTT pun dapat bersaing secara internasional.
“Tentu sebagai orang tua, kami sangat bangga atas pencapaian anak kami bersama rekan timnya yang bisa menjuarai ajang internasional tersebut. Ini membuktikan Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara maju lainnya. Khususnya, anak NTT sudah membuktikan bahwa dari NTT pun bisa bersaing secara global,” ungkap ayah Andhika, Tono Sutami.
Ayah Andhika, Tono Sutami yang juga sebagai Ketua HP2SK NTT, berpesan agar keberhasilan ini tidak membuat cepat puas tapi terus berinovasi dan mengasah kemampuan agar selalu menjadi pribadi yang baik.
“Pesan dari kami orang tua, keberhasilan ini harus menjadi motivasi untuk terus maju dan terus melakukan inovasi-inovasi lainnya. Tidak cepat puas, tapi harus selalu meningkatkan kemampuan intelektual, disiplin, dan tentunya selalu menjaga karakter yang baik, dan selalu menjaga nama baik Indonesia, dan nama baik NTT.” sambung Tono.
Menariknya lagi, setelah berhasil meraih juara 2 Event IPITEX 2025 di Bangkok, Thailand Andhika Sunan Putra Sutami bersama rekannya, mendapatkan penghargaan ‘Special Awards’ dari Negara Vietnam, setelah perwakilan negara Vietnam melihat langsung karya inovasi tim Andhika. Ini menjadi sebuah kebanggaan luar biasa bagi anak-anak Indonesia, agar selalu percaya diri dan mampu bersaing dengan negara maju lainnya. (MV-red)